Sabtu, 29 April 2017

Tourism Experience #2 - Kota Tua

Kota Tua

Siapa yang tidak tahu dengan Kota Tua? Kota Tua adalah objek wisata yang banyak di datangi oleh orang lokal maupun orang luar negeri atau bisa kita sebut dengan "bule/turis" Kota Tua berada di Jakarta khususnya di Jakarta Kota. Tetapi banyak orang yang mengira destinasi wisata di Kota Tua hanya sebatas area Museum dan Lapangan Fatahillah saja. Padahal kawasan Kota Tua Jakarta menawarkan banyak atraksi wisata yang cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, wisata bahari, hingga wisata belanja.

Kota Tua sangat ramai dan terus ramai apalagi hari libur banyak orang yang ingin liburan ke Kota Tua ntah itu untuk melihat musium atau hanya sekedar berfoto saja.

Untuk pergi kesini kalian hanya perlu mempersiapkan uang yang tidak begitu banyak hanya sekitar 30rb atau 50rb khusus yang suka naik kereta listrik.


Museum Fatahillah
Pertama kelompok kami melihat Museum Fatahillah yang berwarna putih dan di tengah atasnya terlihat bendera merah putih. Museum ini sangat luas tetapi kita tidak bisa masuk ke dalam hanya di perbolehkan melihat dari luar saja. Tidak diragukan lagi, gedung Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah merupakan ikon utama kawasan kota Tua Jakarta. Gedung yang dulunya merupakan balaikota ini pertama kali didirikan pada tahun 1626 oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dan dibangun kembali pada tahun 1707 oleh Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Di masa lalu, gedung seluas 1300 meter persegi ini merupakan pusat pemerintahan VOC sebelum pindah ke kawasan Weltevreden pada masa Hindia Belanda. Koleksi yang dipamerkan di museum ini antara lain replika peninggalan era Tarumanegara dan Pajajaran di Jakarta, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik, keramik, gerabah, prasasti dan patung.
 

Gedoeng Jasindo
Lalu yang kedua kami melihat sebuah bangunan yang bertulis Gedoeng Jasindo, kami tidak begitu tahu dengan gedung tersebut tetapi Gedung Jasindo adalah bangunan bekas gedung NV West-Java Handel-Maatschappij (WEVA) atau Kantoorgeouwen West-Java Handel-Maatschappij, yang dibangun pada tahun 1912. Desain bangunan ini dilakukan oleh NV Architecten-Ingenieursbureau Hulswit en Fermont te Weltevreden en Ed. Cupers te Amsterdam.



Museum Wayang

Dan yang ketiga kami melihat dengan dekat ada gedung yang disebut Museum Wayang.Museum Wayang terletak tidak jauh dari Museum Fatahillah dan tadinya merupakan gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk. Pada tahun 1732 gedung ini diperbaiki dan diganti namanya menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk. Pada tahun 1975, bangunan ini resmi digunakan sebagai museum wayang yang memamerkan aneka wayang dan boneka dari seluruh dunia.


Namun sayangnya kita tidak mendokumentasi wawancara dengan video melainkan hanya suara saja, tetapi kami mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dari salah satu pekerja disana yaitu "Saya suka sejarah, anak-anak saya pun suka kalau saya ajak kesini karena banyak gedung museum seperti museum Bank Indonesia, Museum Wayang dan Museum Fatahillah. Saya bekerja disini sudah 10 tahun lebih dan saya tidak merasakan bosan." Kata bapak Alfian, Pegawai di Kota Tua


Dan ini foto kelompok kami di Kota Tua :




Nama Kelompok :
  1. Dinda Nurmala (NPM : 12616100)
  2. Ezra Caesar Immanuel Tahapary (NPM : 12616417)
  3. Muhammad Bayu Maulana (NPM : 14616751)
  4. Wahyu Dika Akbar (NPM : 17616598)